SULAIMAN Weblog

Posts Tagged ‘efisien

Kita mengenal “Komunikasi” yang bersifat multidisipliner yang sangat luas, yang menyangkut berbagai aspek kehidupan dengan berbagai pendekatan ilmiah dari berbagai sudut pandang keilmuan. Jadi tidak mengherankan, jika pada hampir semua cabang ilmu pengetahuan terdapat penggunaan istilah komunikasi.

Pembahasan mengenai komunikasi berikut ini, tentang komunikasi dalam pelaksanaan pekerjaan dan dampaknya jika komunikasi tidak terjalin dengan lancar atau jika terjadi miskomunikasi.

Batasan ‘komunikasi pelaksanaan pekerjaan’,  ialah : “Interaksi antar manusia, meliputi proses hubungan yang dinamis antara atasan dan bawahan sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing, berupa pertukaran informasi sesuai jenis pekerjaan masing-masing, selama berlangsungnya pelaksanaan suatu pekerjaan, dengan tujuan efektifitas, efisiensi dan keselamatan.”

Pada praktik komunikasi pelaksanaan pekerjaan oleh siapapun, terbagi dua :

1.         Komunikasi yang terjalin antara atasan dan bawahan berjalan dengan lancar, sehingga akan mencapai tujuannya, jika :

1.1.         Antara atasan dan bawahan dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, terjadi saling memahami selama proses pertukaran informasi tersebut.

1.2.         Sifat informasi yang disampaikan oleh bawahan pelaksana kepada atasan, berupa semua perkembangan dan kejadian apapun selama melaksanakan pekerjaannya.

1.3.         Sifat informasi yang disampaikan oleh atasan kepada bawahan pelaksana, berupa petunjuk yang lengkap, terinci, jelas dan mudah difahami oleh bawahan pelaksana dan juga disertai perintah yang jelas.

1.4.         Dinamika pertukaran informasi sesuai dengan dinamika perkembangan pekerjaan yang sedang dilaksanakan, terutama yang bersifat mobilitas seperti kendaraan, jika kecepatan rendah maka ‘ukuran pertukaran informasi per-tiga  detik’ mungkin cukup memadai, tetapi jika pada kecepatan tinggi ukurannya harus ’per-setengah detik’ ukuran ini bersifat relatif karena disesuaikan dengan medan dan sifat dari pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

1.5.         Adanya aktifitas dari semua orang yang terlibat dengan pelaksanaan pekerjaan untuk menyampaikan informasi secara reaktif dan terus menerus selama pelaksanaan pekerjaan.

1.6.          Adanya kebersamaan momentum waktu dalam penyampaian informasi dari semua bawahan pelaksana kepada atasan dan dari atasan kepada semua bawahan pelaksana serta tidak ada yang menunda waktu untuk penyampaian informasi.

1.7.        Adanya sikap peduli dan partisipasi dari semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing,  sehingga proses akselerasi pelaksanaan pekerjaan semuanya berjalan secara serempak atau bersamaan waktunya.

1.8.         Dinamika proses pertukaran informasi selama berlangsungnya pekerjaan tidak terhenti walau sesaat, dan selalu berjalan dengan lengkap, tepat, dan akurat

2.         Komunikasi yang terjalin antara atasan dan bawahan tidak berjalan lancar atau terjadi miskomunikasi, sehingga tidak akan mencapai tujuannya, jika :

2.1.         Antara atasan dan bawahan tidak saling memahami selama proses pertukaran informasi tersebut, mungkin karena beda bahasa, beda pola pikir, beda intelegensia dan lain-lain.

2.2.         Bawahan pelaksana, tidak menyampaikann informasi, tidak memberitahukan atasannya tentang perkembangan dan kejadian saat ini (atau detik ini) selama melaksanakan pekerjaannya, mungkin karena dianggap tidak berarti dan hanyalah kerjadian yang kecil sekali sehingga merasa tidak perlu untuk disampaikan.

2.3.         Atasan tidak menyampaikan informasi cukup, sehingga petunjuknya tidak lengkap, tidak terinci, tidak jelas dan sulit difahami oleh bawahan pelaksana,  dan juga disertai perintah yang tidak jelas, sehingga bawahan pelaksana bingung harus mengerjakan apa.

2.4.         Dinamika pertukaran informasi tidak sesuai dengan dinamika perkembangan pekerjaan yang sedang dilaksanakan, sehingga terjadi keterlambatan dalam proses pertukaran informasi yang dibutuhkan.

2.5.         Terhentinya aktifitas dan partisipasi dari beberapa orang atau semua orang yang terlibat dengan pelaksanaan pekerjaan, sehingga mereka tidak menyampaikan informasi dan bersikap pasif.

2.6.          Tidak adanya kebersamaan waktu dalam penyampaian informasi dari tiap bagian kepada atasan, sehingga atasan tidak dapat dengan segera untuk mengubah kebijaksanaan dalam proses pelaksanaan pekerjaan, karena kurangnya informasi yang dibutuhkan.

2.7.         Adanya sikap tidak peduli dan tidak berpartisipasi dari sebagian atau semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan,  sehingga proses akselerasi pelaksanaan pekerjaan tidak serempak atau tidak  bersamaan waktunya.

2.8.         Dinamika proses pertukaran informasi selama berlangsungnya pekerjaan terhambat atau terhenti walau sesaat, dan berjalan dengan tidak lengkap, kurang tepat, dan kurang akurat.

Kapal Titanic

Terjalinnya komunikasi oleh semua pelaksana pekerjaan, harus  selalu berlangsung dan tidak boleh berhenti dan tidak boleh terjadi miskomunikasi baik di daratan, dilautan maupun di udara. Dan  haruslah disadari oleh semua orang, bahwa terjalinnya komunikasi ini tidak boleh terganggu oleh sinyal apapun.

Miskomunikasi adalah salah satu sumber bencana, contoh kasus : Tragedi yang menimpa  kapal laut terbesar dan termewah yakni kapal “Titanic”

Kapal Titanic dengan panjang 269 meter (882 kaki 9 inci) dan 28 meter (92 kaki 6 inci) lebar, berat mati 46.328 ton, dan ketinggian dari permukaan air ke geladak setinggi 18 meter (60 kaki). Kapal Titanic mampu membawa 3.547 penumpang dan awak kapal dan  memulai pelayaran pertamanya dari Southampton, Inggris, dalam perjalanan ke New York City, New York, pada Rabu, 10 April 1912, saat itu suhu menurun sampai tahap hampir beku dan laut tenang, bulan tidak keluar dan langit cerah. Kapal ini di bawah kendali Kapten Kapal : Edward J. Smith.

bongkahan gunung es

Kapten Smith, mendapat  peringatan adanya bongkahan gunung es melalui komunikasi nirkabel semenjak beberapa hari lalu, maka dia telah mengubah haluan Titanic lebih jauh ke arah selatan.

Kapal Titanic Mulai Tenggelam

Tiba-tiba dunia dikejutkan saat tersebar berita, bahwa kapal Titanic yang dilengkapi dengan teknologi yang maju telah tenggelam dengan jumlah korban tewas yang begitu tinggi. Dari sejumlah 2.223 orang penumpang, hanya 706 orang penumpang yang selamat; 1.517 orang penumpang tewas. Kebanyakan penumpang tewas disebabkan karena korban terkena hypothermia dalam air 28 °F (−2 °C).

Saat-saat Kapal Titanic Tenggelam

Hanya dua dari 18 perahu skoci penyelamat yang kembali untuk menyelamatkan korban dari dalam air selepas kapal tenggelam.

Penyebab tenggelamnya kapal Titanic, karena kapal membentur bongkahan gunung es pada  haluan depan kanan kapal, sampai lambung kanan kapal setelah kapal berusaha berbelok ke arah kiri.

Hasil investigasi terakhir, menemukan penyebab terjadinya bencana tersebut, ialah telah  terjadi miskomunikasi selama pelaksanaan pekerjaan, sebagai berikut :

1.         Petugas operator radio komunikasi (Jack Phillips dan Harold Bride) pada kapal Titanic, menangkap sinyal yang tidak jelas, dia telah mencoba untuk mencari gelombang dan memperjelas sinyal tersebut, tapi ternyata sinyal semakin tidak jelas. Hal ini membuat dia stress, dan dia tidak tahu bahwa kapal pada saat itu sedang melaju dengan sangat cepat. Maka dia telah melakukan kesalahan, sebagai berikut :

a.       Dia tidak menyampaikan informasi pada detik itu juga kepada kapten kapal, mengenai tertangkapnya sinyal yang tidak jelas.

b.       Dia merasa seperti di daratan karena dia memang saat itu berada dalam ruangan tertutup di dalam kapal Titanic, Padahal saat itu dia sedang berada di lautan lepas, yang tidak mungkin ada sinyal yang tidak jelas dengan peralatan yang ada.

c.        Menurut pengalamannya jika menangkap sinyal yang tidak jelas, adalah perbuatan dari orang-orang iseng yang hanya mengganggu. Dia merasa tersinggung dan emosi, karena merasa tugasnya diganggu, maka dia menjawab sinyal yang masuk tersebut dengan nada tinggi dan marah-marah.

2.         Petugas penjaga menara kapal, merasakan perubahan udara menjadi sangat dingin dalam waktu singkat, dan tiba-tiba terlihat di depan kapal banyak gumpalan kabut, tentu saja hal ini akan membatasi jarak pandangnya. Setelah kapal menerobos kabut, tiba-tiba dia melihat gunung es di depan kapal. Dan dia tidak tahu bahwa kapal pada saat itu sedang melaju dengan sangat cepat. Maka dia telah melakukan kesalahan sebagai berikut :

a.       Dia tidak menyampaikan infomasi pada detik itu juga kepada kapten kapal, mengenai terjadi suhu udara yang berubah dengan cepat menjadi sangat dingin di luar kapal. Dia hanya sibuk mengenakan pakaian lebih tebal untuk mengatasi rasa dingin dan agar tidak beku.

b.       Dia tidak menyampaikan informasi pada detik itu juga kepada kapten kapal, mengenai terdapat banyak gumpalan kabut di depan kapal. Dia hanya berusaha menggunakan teropong yang ada secara maksimal tetapi gagal dan kegagalan inipun tidak dilaporkan kepada kapten kapal.

c.        Dia menyampaikan informasi kepada kapten kapten kapal yang terlambat beberapa menit, mengenai terlihatnya bongkahan gunung es diantara gumpalan kabut. Karena dia ragu-ragu dan semula tidak percaya, mengapa tiba-tiba muncul gunung es di depan kapal. Padalah dalam kecepatan tinggi, terlambat beberapa menit pasti membahayakan pelayaran.

d.       Dia terlambat menyadari bahwa kapal yang demikian besar sedang melaju dengan kecepatan tinggi, maka dalam keadaan stress berat hanya bisa berteriak berkali-kali :”Kapal kita akan menabrak gunung es”.  Tentu saja teriakan ini membuat kepanikan, pada siapa yang mendengarnya, akhirnya menjadi kepanikan umum serta kekacauan dan hiruk pikuk pada sebagian besar penumpang.

3.         Kapten kapal, selaku penguasa tertinggi yang merasa sangat percaya diri, karena kapal Titanic yang dipimpinnya adalah kapal terbesar yang dilapisi oleh plat baja yang tebal dan sedang melaju di lautan lepas.  Kalau  gelombang sertinggi lima belas meter saja tidak terasa apa-apa, maka dia merasa tidak akan terjadi apa-apa. Dia bergabung dengan para bangsawan dan hartawan yang sedang menghormatinya, dalam acara pesta-pora, bersenang-senang. Tiba-tiba dia mendapat laporan dari penjaga menara kapal bahwa di depan kapal ada gunung es, tentu saja hal ini membuat dia sangat kaget dan stress berat. Dia baru menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan, yakni :

a.       Bahwa telah terjadi miskomunikasi dari bawahannya, tidak mungkin secara tiba-tiba ada gunung es di depan kapal di lautan lepas seperti ini, pasti ada informasi yang tidak disampaikan kepadanya dari sebelumnya.

b.       Dia telah lalai untuk melakukan control kepada bawahan-bawahannya karena telah terlena oleh kesenangan dengan para bangsawan dan hartawan, sehingga dia tidak mendapatkan informasi yang akurat setiap menit. (jika semakin cepat kapal, maka frekwensi pelaksanaan kontrol harus semakin sering dan semakin rapat waktunya)

c.        Dia tidak mengantisipasi kemungkinan terburuk, seperti : Jumlah baju pelampung yang terbatas, jumlah perahu sekoci  yang terbatas, jumlah ban yang terbatas, dan lain-lain.

d.       Dia terlambat memerintahkan untuk menurunkan sekoci, karena semula menyangka bahwa kapal tidak mungkin tenggelam, sehingga terjadi hiruk pikuk yang luar biasa saat penurunan skoci, akhirnya beberapa  sekoci tidak berfungsi karena ulah para penumpang yang sudah tidak bisa diatur karena hiruk-pikuk kepanikan massa.

e.       Dia tidak mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebarakan dan ledakan yang membuat kapal terbelah dua. (mungkin karena kontruksi kapal yang tidak memungkinkan, sehingga hal ini tidak bisa dilakukan)

f.         Berbagai upaya yang mungkin dapat dilaksanakan telah diusahakan, tetapi momennya sudah terlambat, maka bencana besar yang menimpa kapal Titanic benar-benar terjadi, upaya-upaya tersebut, antara lain :

1)          Memerintahkan bagian mesin untuk menghentikan laju kapal, tetapi kapal yang demikian besar dan panjang tidak mungkin menurunkan kecepatannya dalam waktu singkat.

2).         Memerintah bagian kemudi untuk merubah haluan agar tidak menubruk gunung es, tapi kapal yang masih melaju dalam kecepatan tinggi, jadi tidak mungkin membelokkan kapal sembilan puluh derajat, walaupun kemudi kapal sudah diputar habis.

3)          Memerintahkan seluruh teknisi untuk menutup seluruh kebocoran, setelah bagian kanan depan kapal dan lambung kanan kapal membentur bongkahan gunung es,  tetapi tekanan air yang masuk sangat kuat karena bobot kapal sangat berat, akhirnya banyak teknisi yang meninggal kelelep.

4)         Memerintahkan petugas operator radio komunikasi untuk meminta bantuan, tetapi kapal terletak di tengah-tengah samudra yang jauh dari mana-mana, tidak mungkin bantuan datang dengan segera.

5)          Kapten masih terus berfikir untuk menyelamatkan kapalnya, tapi kapal mulai oleng dan mulai miring ke kanan,  akhirnya dia memutuskan untuk tidak meninggalkan kapal. Sebab kalau dia menyelamatkan diri sendiri, diapun sudah tua dan dia akan dituntut di pengadilan atas kelalaiannya. (keputusan yang diambil atas dasar rasa tanggung jawab yang sangat besar, bukan karena takut diadili)

Analisa kejadian saat itu pada kapal Titanic,  jika komunikasi yang terjalin antara atasan dan bawahan berjalan dengan lancar dan tidak ada miskomunikasi, ialah :

1.         Kapten Kapal memperhatikan bawahannya, untuk ikut bergabung sesuai dengan kesenangan yang dipilih bawahannya, maka bawahannya tidak akan stess. Karena manusia tidak sama dengan mesin, manusia akan stress dan depresi jika diperlakukan seperti mesin dalam waktu yang cukup lama. (faktor “human error” karena kelelahan mental, harus diperhitungkan pada setiap pekerjaan)

2.         Petugas operator radio komunikasi, segera melaporkan kepada Kapten Kapal (pada detik itu juga), bahwa ada sinyal yang tidak jelas. Kapten Kapal pasti mengetahui bahwa sinyal yang tidak jelas pasti terhalang. Di lautan bebas seperti ini, besar halangannya pasti sebesar gunung. Maka kapten kapal akan memerintahkan kepada petugas operator radio komunikasi :

a.       Cek peralatan radio apakah ada spare part atau onderdilnya yang rusak, hasilnya laporkan pada menit pertama.

b.       Cek sumber sinyal arahnya dari mana, hasilnya laporkan pada menit kedua.

3.         Petugas penjaga menara kapal segera melaporkan kepada Kapten Kapal (pada detik itu juga), bahwa tiba-tiba suhu udara berubah menjadi sangat dingin, dan jauh di depan terdapat kabut yang menghalangi jarang pandang. Kapten Kapal pasti mengetahui hal ini tidak mungkin terjadi tiba-tiba di lautan lepas, maka kapten kapal pasti :

a.       memerintahkan kepada petugas penjaga menara kapal untuk mencek cuaca, apakah terlihat semacam taufan yang kemungkian kecepatannya di atas seratus kilometer per-jam,  dan laporakan segera.

b.       memerintahkan kepada petugas kemudi dan navigasi, apakah kapal sudah berubah arahnya dari rencana semula. Laporkan segera.

4.         Berdasarkan semua informasi yang diterima dari  semua petugas tersebut, kapten kapal berpengalaman di lautan puluhan tahun pasti sudah dapat memperkirakan bahwa :

a.       Jika peralatan radio tidak rusak, maka sinyal yang masuk tidak jelas pasti terhalang dan besarnya halangan di lautan lepas pasti sebesar gunung.

b.       Jika arah sinyal dari depan, maka yang menghalangi sinyal ada di depan kapal yang besarnya benda tersebut sebesar gunung.

c.        Jika suasana sekitar kapal tidak berubah dan tidak ada semacam taufan, maka udara sangat dingin itu berasal dari es atau salju di depan.

d.       Gumpalan kabut di depan kapal adalah semacam uap dingin dari es atau salju, maka di depan kapal terdapat bongkahan es sebesar gunung.

d.       Jika laporan bagian kemudi dan navigasi, bahwa kapal berjalan sesuai jalur yang direncanakan, berarti kapal tidak menuju ke arah kutub selatan tapi menuju bangkahan gunung es yang mengambang.

e.       Berarti saat ini, bongkahan gunung es yang mengambang ditiup angin menuju ke  arah kapal,  antara kapal dengan gunung es ke arah yang saling bertumburan.

f.         Kapten kapal pasti akan segera memerintahkan untuk mengurangi kecepatan, membelokkan arah kapal dan segera mencari  jalur alternatif lain, agar semuanya selamat. (cara berpikir yang cepat dari kapten berpengalaman, pasti tidak diketahui oleh siapapun bawahannya)

Kesimpulan

1.         Kapten Kapal Titanic Edward J. Smith bukan satu-satunya orang yang paling bersalah,  pasti dia tidak mau bersikap melepas tanggungjawab kepada bawahan dan mempersalahkan bawahan karena terjadinya miskomunikasi. Terbukti dari upayanya yang sangat gigih untuk mengatasi permasalahan sangat besar yang sedang dihadapinya dan dia tidak meninggalkan kapal sampai akhir hayatnya.

2.         Kapten kapal Titanic yang pandai dan sangat berpengalaman puluhan tahun dalam perjalanan di laut lepas, akhirnya tidak dapat mempergunakan seluruh kepandaiannya dan pengalamannya secara maksimal, disebabkan telah terjadi miskomunikasi.

3.        Semua peralatan teknologi maju yang terdapat pada kapal Titanic, seolah-olah sudah tidak mampu mengatasi permasalahan dan kesulitan yang ada, permasalahan utamanya karena telah terjadi miskomunikasi.

4.         Pelaksana pekerjaan, selaku bawahan, memang seharusnya juga tidak boleh lalai dan selalu berpedoman pada arahan atasan, maka sikap lalai bawahan dengan tidak menyampaikan informasi yang benar  dan lengkap dari saat-saat  awal, bukan hanya akan membebani atasan dengan permasalahan (sangat) besar, tetapi juga dapat menimbulkan bencana dan bahaya bagi masyarakat umum.

5.       Kapten kapal sebagai penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan dengan mobilitas tinggi, sama sekali tidak boleh lalai walau sesaat dan para penumpang sebaiknya tidak merayu kapten kapal untuk ikut bersenang-senang yang dapat mengakibatkan kapten menjadi  lalai akan tugas pokoknya.

6.     Di era kemajuan teknologi seperti sekarang ini, hendaklah setiap orang berhati-hati dalam menggunakan alat komunikasi (seperti : handphone, laptop, handy talki, komputer dan lain-lain) jangan sampai mengganggu jalur komunikasi pelaksanaan pekerjaan siapapun, baik di darat, di laut atau di udara.

7.       Jika dalam era kemajuan teknologi yang demikian cangkih sekarang ini, masih terdapat atasan yang mengalami miskomunikasi; maka atasan seperti ini, sungguh membahayakan masyarakat umum yang harus menggunakan jasa pelayanannya.

8.       Atasan atau bawahan pelaksana, yang tidak professional, cenderung untuk mengkambinghitamkan “permasalahan miskomunikasi” ini, sebagai pembenaran kekeliruannya, terutama yang telah mengakibatkan korban jiwa dan kerugian materil. (sikap permohonan maaf kiranya tidak cukup, karena kejadian serupa pasti akan terulang lagi dan akan jatuh korban lagi, akan terjadi kerugian meteril lagi)

Penutup

Masih adakah orang yang memiliki rasa tanggung jawab yang demikian besar seperti Kapten Kapal Titanic Edward J. Smith dan masih adakah orang-orang yang berusaha terjalinnya komunikasi dengan lancar selama melaksanakan pekerjaan, masih banyakkah orang yang memperhatikan masalah keselamatan, sehingga kejadian seperti kapal Titanic tidak terulang lagi.

Semoga permasalahan miskomunikasi yang menimbulkan bencana akan menjadi perhatian kita semua dan semoga kisah tenggelamnya kapal Titanic, akan menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua. (pelajaran ini diambil dari film “Titanic” yang penuh dengan fiksi, jika penasaran – – – silahkan tonton filmnya)


April 2024
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

Arsip

Makna Lagu Kebangsaan

PEMERINTAHAN YANG BERDAULAT MENURUT PANC

Meninjau Dampak Pendidikan Secara Umum

Pernikahan seorang Kiai

Mengenang Penjajahan di Indonesia

HUKUM PUASA : WAJIB DAN TIDAK WAJIB

NEGARA KERAJAAN ATAU REPUBLIK : SUATU PE

Dampak Penetrasi Budaya

Romantika Kumbang Jalang

Nasionalisme Bebas atau Sempit

Dinamika Perkembangan Suatu Bahasa

Miskomunikasi Salah Satu Sumber Bencana

RUMUS PERKALIAN DALAM PEMBUKTIAN SOSIAL

Cinta Palsu atau Dusta ?

MENDAMBAKAN KEABADIAN DALAM KEHIDUPAN

RENUNGAN DI HARI KEMERDEKAAN RI KE 64

Waspadalah dengan Keindahan

SOSIALISASI PEMILU 2009

Apa Urgensinya Golput (Golongan Putih) ?

Awal Halal bi Halal

Mengenali Tuntutan Pekerjaan untuk Kesejahteraan

Program SMP Terbuka Berbasis TIK

MENGENANG KH ABDURRAHMAN WAHID

CINTA MANUSIA KEPADA TUHAN (bagian 1)

CINTA MANUSIA KEPADA TUHAN (bagian 2)

Pertarungan Tiada Akhir (Bagian Pertama)

Pertarungan Tiada Akhir (Bagian Kedua)

Semacam Samsat : Saran untuk Pelayanan Umum

Melalui Tangan, bukan Hati atau Pikiran

Selamat Idul Fitri 1429

DOA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN KE-65 TA

Sekali, maka Selamanya …

Tragedi Wafatnya Ketua DPRD SUMUT

Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1430 H

Wahai Maha Penyayang : Doa Ramadlan 1430

Haruskah………….. semakin banyak?

Sepuluh November : Sebuah Kenangan

PERAYAAN 10 MUHARRAM

Bagaimana kalau … asal ?

Pemilu : Pilih Siapa ? Apa Kriterianya?

MENTALITAS KERJA RAYAP

Ramadlan dan Persatuan

SAFARI RAMADLAN, TAKBIR DAN RALLY LIAR

صوت الأعزب العجوز

جدة رنين

(العربية و الإندونيسية لكم : المفردات –

(العربية و الإندونيسية لكم : المفردات –

العربية و الإندونيسية لكم : الرقم ۱ - •

العربية و الإندونيسية لكم : المفردات -٢

(العربية و الإندونيسية لكم : المفردات –۱

(۱)العربية و الإندونيسية لكم : المفردات

(العربية و الإندونيسية لكم : المفردات –۱

العربية و الإندونيسية لكم : المفردات - ٣

العربية والإندونيسية لكم : النحو-١

العربية و الإندونيسية لكم : النحو - ٢

Kekuatan


Site Web Strength is 3.4/ 10
What is yours
Web Strength?

Pembaca mencapai

  • 372.068 orang