Archive for Juli 25th, 2009
- In: agama | pendidikan
- 8 Comments
ILMU MATEMATIKA
Perkalian Negatif dan Positif hasilnya Positif Contohnya : -A X -B = +AB -2 X -3 = +6 +A X +B = +AB 2 X 3 = 6 (selanjutnya berapa angkanya?) |
ILMU SOSIAL
Pembuktian dalam Ilmu Sosial Patokannya : Faktor Alam sekitar dihadapkan dengan Faktor Tingkah laku manusia Tentukan dulu : Nilai positif dan negatifnya |
Pendahuluan.
Ilmu matematika adalah suatu ilmu yang telah diakui kebenarannya, yang akan kita buktikan dalam kehidupan kita adalah perkaliannya, baik perkalian yang bernilai positif maupun perkalian yang bernilai negatif seperti dalam kotak sebelah kiri di atas.
Kita sering ditentukan oleh alam sekitar kita dalam berupaya mencapai sesuatu; atau kita kadang-kadang mengalami kegagalan dalam mencapai sesuatu, karena dibatasi oleh alam sekitar kita. Maka yang dijadikan bahan perkalian adalah faktor alam, berupa kesuburan, tersedianya sarana dan lain-lain dihadapkan dengan faktor tingkah laku manusia yang berupa motif kepentingan duniawi dan motif kepentingan ukhrowi. (penjelasan tentang kedua motif ini silahkan baca : Pertarungan tiada akhir bagian kedua)
Penentuan Nilai Positif dan Negatif
Baik faktor alam maupun faktor tingkah laku, terlebih dahulu kita tentukan nilai positif dan negatifnya, sebagai berikut :
1. Bernilai Positif
a. Faktor Alam, dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari secara nyata, jika tersedia semua sarana dan lingkungan mendukung untuk pemenuhan kebutuhan hidup, maka bernilai positif.
b. Faktor Tingkah Laku, dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari secara nyata, jika dengan motif kepentingan duniawi, maka bernilai positif.
2. Bernilai Negatif
a. Faktor alam, jika tidak tersedia sarana dan lingkungan yang mendukung pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari secara nyata, maka bernilai negatif.
b. Faktor Tingkah laku, dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari secara nyata, jika dengan motif kepentingan ukrowi, maka bernilai negatif
Sedangkan penentuan berapa besarnya nilai kuantitatif dari setiap faktor tersebut, terserah penilaian pembaca : apakah 2 atau 3 atau 5 dan seterusnya, pembaca bisa memperkirakannya, untuk pembahasan selanjutnya, besaran angkanya tidak ditulis.
Terjadinya Perkalian Negatif
Jika Faktor alam adalah (A). Dengan kondisi dan keadaan alam sekitar yang gersang, kering kerontang, yang hanya terdiri dari pasir dan batu-batu karang cadas yang keras, tanpa ada sumber air, tanpa ada tanaman, sehingga sepintas tidak terlihat adanya harapan untuk hidup disini, maka dapat kita katakan minus (-A),
Jika Faktor tingkah laku adalah (B). Dengan motivasi kepentingan ukhrowi, yakni kepentingan jangka sangat panjang sehingga sulit diukur, dan berorientasi untuk kehidupan yang lebih/sangat kekal, bukan kehidupan nyata sekarang, motivasi ini kurang disenangi menjadi kurang dimengerti, karena hanya dianggap pemborosan, maka dapat kita katakan minus (-B)
Maka terjadilah perkalian minus/negatif sebagai berikut : -A X -B = +AB (besaran angka pada +AB tidak terhitung karena tidak diketahui –A dan –B nya.
Semua ini bertentangan dengan asumsi nalar kita tentang kehidupan ini :
1. Alam akan semakin rusak, karena akan dieksploitasi habis-habisan, sebagai upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya apapun akan dilakukannya, termasuk perusakan lingkungan, dan setelah rusak parah akan ditinggalkan.
2. Manusia tidak akan berkembang, dan akan punah di alam yang demikian keras, kejam, dan sadis, maka tidak ada satu orangpun akan menempati alam yang demikian.
Pembuktian kebenaran ini, adalah kejadian Abraham (Nabi Ibrohim AS.) dengan isterinya Hagar (Siti Hajar) yang menempati suatu daerah yang semula hanyalah gunung berbatu-batu yang berwarna hitam keabu-abuan, yang ada hanya pasir panas tanpa pohon, sumber tanpa sumber air, dan sekarang daerah Mekah.
Kita dapat membuat tinjauan, bahwa faktor alamnya ketika mereka datang pertama kali bernilai minus (-A), dan faktor motivasi mereka berdua adalah minus (-B), maka terjadilah perkalian minus diatas. Dan sekarang kota Mekah menjadi tempat beribadah haji bagi orang islam serta orang yang berkunjung atau transit untuk umroh, maupun yang berasimilasi (perkawinan campuran antar suku, antar ras,antar etnis) di kota Mekah semuanya cenderung selalu meningkat.
Dan mungkin pola perkalian sejenis dapat menjelaskan. mengapa ada orang yang hidup di daerah puncak gunung yang tinggi, di kutub utara atau selatan, atau disuatu pulau terpencil yang gersang, atau di daerah ekstrim lainnya.
Terjadinya Perkalian Positif
Jika Faktor alam (A). mendukung untuk pemenuhan kebutuhan harian, dengan tanah yang subur seperti di Indonesia, kecuali di Indonesia bagian timur yang sedikit kurang subur dibandingkan di daerah barat Indonesia, berarti bernilai positif (+A) dan jika faktor tingkah laku (B), dengan motivasi kepentingan duniawi, dan pelaksanaan investasi yang matang dalam segala bidang, maka berarti bernilai positif (+B) Maka terjadilah perkalian positif : +A X +B = +AB
Contoh perkalian positif ini seharusnya terjadi di Indonesia, mengapa tidak demikian, jawabnya mungkin besaran angka pada (+B)-nya adalah 0,0001. Dan kalau besaran angkanya melebihi 10 saja, didukung alam Indonesia mengandung sumber daya alam yang kaya, ada kemungkinan Indonesia menjadi tempat singgah, berkunjung atau transit untuk rekreasi, maupun untuk berasimilasi (perkawinan campuran antar suku, antar ras,antar etnis) yang (ada kecenderungan) melebihi daerah manapun di dunia ini.
Faktor keindahan alam Indonesia adalah bernilai plus satu (+1) dari pariwisata, kalau benar-benar dikelola, semua daerah pulau menjadi tujuan wisata laut di dunia, jadi tidak hanya Pulau Bali yang sudah terkenal, tetapi kalau tidak dikelola nilainya jadi nol dan kemungkinan bisa minus sebab semuanya bisa berubah jadi daerah “sempit dan kumuh” seperti Tanjung Periuk.
Penutup. Semua perkalian ini mungkin dapat menjelaskan kegagalan dari beberapa orang yang mengikuti Program Proyek Transmigrasi pemerintah Republik Indonesia, walaupun sebagian besar mereka berhasil. (lebih dari 98% mereka berhasil/betah disana dan tidak kembali ke daerah asalnya). Silahkan direnungkan.
Bisakah kita memanfaatkan ini semua untuk kesejahteraan kita bersama.
Kata Pengunjung