SULAIMAN Weblog

Posts Tagged ‘bahasa standar

Suatu bahasa yang dikenal sebagai sarana untuk berkomunikasi dalam bersosialisasi, mengalami dinamika perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu, berikut akan dibahas secara sepintas mengenai : a) Manusia dan Bahasa, b) Perkembangan Bahasa, c) Bentuk Bahasa dan perkembangannya, d) Bahasa Standar dan bahasa Prokem, e) Bahasa Hidup, Mati atau Punah, f) Kecenderungan dan Tuntutan bagi Perkembangannya.

A.      Manusia dan Bahasa

Manusia normal selalu berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya, untuk keperluan itu digunakan bahasa.  Upaya untuk menguasai suatu bahasa tertentu, tidak terpisahkan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya dan untuk memperoleh keunggulan nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa tersebut, seperti : nilai ekonomis, nilai politis, nilai sosio-kultural dan lain-lain.

Seorang manusia sejak lahir telah memiliki kemampuan untuk menguasai suatu bahasa, kemampuan ini terus berkembang seiring dengan bertambahnya kematangan kepribadiannya, sehingga manusia dapat menciptakan dan menggunakan lambang-lambang dan simbol-simbol yang menggambarkan arti dan pengertian tertentu, maka manusia disebut “animal simbolicum” atau “al hayawanun naatiq”.

B.      Perkembangan Bahasa

Sebagai makhluk sosial, seseorang akan mengalami proses interaksi dengan orang-orang di sekitarnya, baik berkomunikasi antar pribadi, intern kelompoknya, atau dengan kelompok lainnya. Proses ini akan mengembangkan suatu bahasa pada sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah, sesuai dengan kebiasaan, adat istiadat, dan budaya pada kelompok masyarakat tersebut.

Berkembangnya suatu bahasa dalam suatu wilayah dan penyebarannya ke wilayah lain, akan berproses secara alamiah dalam waktu yang cukup lama. Pertumbuhan dan perkembangannnya ke wilayah-wilayah lain, ditentukan oleh banyaknya jumlah penutur yang tersebar. Banyak bahasa yang perkembangannya sudah mendunia, yakni bahasa-bahasa yang diakui secara resmi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), antara lain : Bahasa Inggris, Bahasa Prancis, Bahasa Jerman, Bahasa Mandarin, Bahasa Arab, dan lain-lain.

C.      Bentuk Bahasa Dan Perkembangannya

Secara umum bentuk bahasa terbagi dua, bahasa lisan dan bahasa tulisan. Adapun Bahasa isyarat adalah penjabaran atau bersumber dari bahasa lisan yang dipergunakan oleh tunawicara. Perkembangan dari masing-masing bentuk bahasa tersebut, baik langsung maupun tidak langsung, lebih banyak ditentukan oleh tuntutan dalam memenuhi kebutuhan hidup dalam bermasyarakat.

Perkembangan bahasa lisan mendahului bahasa tulisan, terutama ketika manusia belum mengenal tulis-baca. Maka dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial lebih banyak dipergunakan bahasa lisan, karena lebih praktis dan tidak memerlukan media selain dari  berfungsinya alat pengucapan, suara yang dihasilkan, dan alat pendengar dari tubuh manusia sendiri. (mulut yang dapat bicara dan telinga yang dapat mendengar)

Perkembangan bahasa tulisan mulai dikenal sejak abad kelima, sejak manusia menuliskan simbol-simbol pada lempengan tanah liat yang dikeringkan, lalu ditemukan papyrus, kertas dan sekarang komputer, digital dan internet. Bentuk bahasa tulisan lebih banyak mempergunakan bahasa standar, terutama untuk dokumen-dokumen resmi dan dokumen-dokumen ilmiah yang mengandung “pengertian yang tinggi”. Bahasa tulisan akan terus berkembang seiring berkembangnya istilah-istilah resmi dan istilah-istilah semua disiplin keilmuan.

D.      Bahasa Standar Dan Bahasa Prokem

Bahasa standar adalah bahasa yang baik dan benar, bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah dan tata bahasanya, mempergunakan kata-kata baku yang umum, mempergunakan kalimat-kalimat efektif, dalam paragraf-paragraf yang sistematis, seluruhnya menjelaskan suatu makna dan pengertian secara jelas dan gamblang.

Memerhatikan seorang anak dalam menangkap dan menguasai suatu bahasa yang menjadi bahasa ibu (atau bahasa pertama yang dikuasainya), kerapkali terjadi kesalahan pengucapan suatu kata,  dalam pelafalan hurufnya, beda pelafalan ini  tanpa membedakan arti atau mengandung arti yang berbeda. Pada pelafalan baru disertai susunan kata baru dengan arti baru.  Bahasa baru ini lebih berkembang karena dipengaruhi oleh sekelompok orang di lingkungannya, disebut bahasa prokem, atau bahasa slang, atau bahasa ‘amiyah.

Bahasa prokem dianggap menyalahi aturan tata bahasa, dan merusak bahasa baku dan oleh sebagian orang dianggap sebagai “kemunduran” dalam berbahasa, bahkan menggunakan bahasa prokem dianggap “tidak sopan”. Karena suatu anggapan, bahwa bertutur yang sopan-santun itu, tidak menggunakan bahasa prokem. Akhirnya penggunaan bahasa prokem terbatas pada sekelompok orang tertentu. Apakah bahasa prokem semuanya mengandung kata-kata yang “jelek”? Bagaimana bertutur dengan menggunakan bahasa yang standar dan sopan, tapi menyinggung perasaan pendengarnya dan menyakitkan hati pendengarnya? (Dimana letaknya sopan santunnya?)

Bahasa prokem adalah bukti dari kreatifitas sekelompok orang yang merupakan pecahan atau pengembangan dari bahasa standar. Tanpa bahasa standar bahasa prokem tidak pernah ada. Berkembangnya bahasa prokem merupakan tuntutan dalam berkomunikasi pada sekelompok masyarakat, dengan menggunakan bahasa prokem, pergaulan menjadi lebih akrab, lebih komunikatif, dan lebih efektif. Jadi pada sekelompok masyarakat tertentu lebih banyak menggunakan bahasa prokem, maka siapapun yang berupaya memusnahkan bahasa prokem adalah upaya yang sia-sia.

E.      Bahasa Hidup, Mati Atau Punah

Siklus pertumbuhan dan perkembangan suatu bahasa, seperti siklus suatu makhluk, ada yang hidup, mati atau punah. Gejala suatu bahasa yang hidup, mati atau punah dapat diketahui, perubahan dari bahasa yang hidup menjadi mati atau punah tidak dapat diprediksi dan tidak dapat diukur kapan waktunya dengan tepat.

Pada bahasa yang hidup, terdapat tiga gejala yang dominan :

1.  Bahasa tersebut terjadi penyebaran ke wilayah lain, walaupun sedikit/kecil.

2.  Jumlah penuturnya relatif stabil, atau bertambah dari waktu ke waktu.

3.  Jumlah perbendaharaan katanya cenderung bertambah, kosa kata baru yang terpakai, lebih banyak dari kosa kata lama yang tidak terpakai.

Pada bahasa yang mati, terdapat tiga gejala yang dominan :

1.  Bahasa tersebut tidak terjadi penyebaran ke wilayah lain.

2.  Jumlah penuturnya berkurang dari waktu ke waktu.

3.  Jumlah perbendaharaan katanya tidak bertambah dan penggunaannya sedikit, seperti:Bahasa Latin hanya dipakai dalam istilah-istilah bidang kedokteran, Bahasa Sanskerta hanya dipakai pada nama-nama bangunan di Indonesia, Bahasa Yunani hanya dipakai pada nama produk-produk teknologi terbaru, dan lain-lain.

Pada bahasa yang punah, terdapat tiga gejala yang dominan :

1.  Penuturnya sangat jarang hanya beberapa orang, atau mungkin tidak ada lagi.

2.  Perbendaharaan katanya banyak yang hilang dari penutur yang ada/tersisa.

3.  Tidak ada dokumentasi berupa tulisan apapun, sehingga tidak dapat dipelajari kembali.

Perubahan dari bahasa yang hidup menjadi bahasa yang mati, bukan disebabkan tidak memiliki kaidah bahasa yang lengkap, atau tidak memiliki tata bahasa yang sempurna, tapi lebih banyak ditentukan oleh kecenderungan-kecenderungan yang berubah dalam upaya memenuhi segala kebutuhan hidup pada masyarakat tertentu. Kerapkali bahasa yang mati yang tertinggal hanya dokumen tertulis, atau mungkin tidak ada lagi orang yang mengerti tentang maksud dan arti dari tulisan tersebut.

Perubahahan dari bahasa hidup menjadi bahasa yang punah, disebabkan oleh penuturnya yang tidak lagi mempergunakannya, dan tidak terdapat dokumentasi tertulis apapun. Dengan punahnya suatu bahasa, maka semua nilai-nilai budaya yang terkandung dalam bahasa tersebut juga ikut punah. Kepunahan tersebut menyebabkan kemanusiaan  mengalami kerugian, yakni manusia modern akan menjadi “semakin miskin nilai-nilai luhur”.

Semua bahasa prokem dari semua bahasa, besar kemungkinan untuk punah, terutama bila ada tidak upaya mendokumentasikannya, baik berupa buku, film, CD, DVD atau lain-lain. Apakah pengkajian terhadap bahasa prokem, merupakan penurunan kualitas ilmiah, kiranya  perlu dikaji kembali?

Banyak bahasa-bahasa daerah di Nusantara yang hilang, mungkin akibat dampak kebijakan memperkuat Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa. Walaupun ada kebijakan memasukkan bahasa daerah sebagai muatan lokal pada pendidikan, tetapi bahasa-bahasa daerah masih tidak berkembang, bahkan tetap banyak yang hilang. Janganlah beranggapan bahwa pada bahasa-bahasa masyarakat yang tinggal di kepulauan Nusantara tersebut tidak terdapat nilai-nilai budaya yang luhur.

F.      KECENDERUNGAN DAN TUNTUTAN BAGI PERKEMBANGANNYA.

Kecenderungan umum, semua orang untuk memilih hal-hal yang lebih praktis, lebih mudah dan lebih sederhana, dari pada sebaliknya. (Kalau ada yang praktis, mudah dan sederhana, mengapa pilih yang ribet, sulit dan rumit?)  Kecenderungan ini berlaku pula dalam pemilihan bahasa. Maka kebanyakan orang beranggapan, bahwa bahasa ibunya adalah bahasa yang paling mudah, sebelum mempelajari bahasa lainnya.

Tuntutan pekerjaan, sering memaksa seseorang untuk mempelajari bahasa tertentu, terutama jika lowongan pekerjaan dipersyaratkan demikian. Tuntutan untuk mencapai kesuksesan di suatu tempat kerja, sering memaksa seseorang untuk belajar suatu bahasa, contohnya : Seseorang yang akan bertugas di Prancis atau di Cina, maka dia harus belajara bahasa Prancis atau bahasa Mandarin.

Tuntutan akan kebutuhan ilmu pengetahuan dan budaya, akan menambah jumlah orang yang belajar suatu bahasa, sehingga bahasa tersebut semakin menyebar. Contohnya: siapapun yang ingin belajar dan mengetahui budaya Jawa, maka dia akan belajar bahasa Jawa lalu datang ke pulau Jawa (ke tempat asalnya) . Mungkin budaya jawa masih menarik perhatian sebagian orang belanda sehingga sampai sekarang masih berkembang bahasa jawa di Belanda.(bahasa jawa yang halus, atau kromo inggil)

Pergaulan internasional dalam interaksi perdagangan, lebih cepat menyebarkan suatu bahasa, contohnya penutur bahasa Inggris dan bahasa Indonesia di Jedah, Mekah dan Madinah semakin bertambah, di pasar-pasar pada setiap musim haji di sana. Penuturnya bukan hanya dari bangsa arab tapi juga dari bangsa-bangsa lain yang berada di sana.

Kesimpulan

1.     Penggunaan istilah-istilah keilmuan, atau suatu terminologi haruslah tepat, baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Hal ini  sering membingungkan orang awam, yang tidak bermaksud untuk mendalami “pengetian yang tinggi” tentang suatu masalah dari suatu disiplin ilmu pengetahuan.

2.    Masyarakat umum lebih mementingkan bahasa yang sifatnya praktis dari pada bahasa standar, karena tingkat kemampuan berbahasa seharusnya tidak menghambat dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Walau tingkat kemampuan berbahasa yang rendah sering ditandai dengan kesalahan baik dalam pelafalan/pengucapan atau penulisan. 

3.    Setiap orang dari penutur asli bahasa apa saja akan merasa bergembira jika bahasanya dipergunakan oleh orang lain/asing, serta akan memberikan pujian dan penghargaan yang tinggi, jika bahasanya diucapkan dan atau ditulis dengan benar.


Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Arsip

Makna Lagu Kebangsaan

PEMERINTAHAN YANG BERDAULAT MENURUT PANC

Meninjau Dampak Pendidikan Secara Umum

Pernikahan seorang Kiai

Mengenang Penjajahan di Indonesia

HUKUM PUASA : WAJIB DAN TIDAK WAJIB

NEGARA KERAJAAN ATAU REPUBLIK : SUATU PE

Dampak Penetrasi Budaya

Romantika Kumbang Jalang

Nasionalisme Bebas atau Sempit

Dinamika Perkembangan Suatu Bahasa

Miskomunikasi Salah Satu Sumber Bencana

RUMUS PERKALIAN DALAM PEMBUKTIAN SOSIAL

Cinta Palsu atau Dusta ?

MENDAMBAKAN KEABADIAN DALAM KEHIDUPAN

RENUNGAN DI HARI KEMERDEKAAN RI KE 64

Waspadalah dengan Keindahan

SOSIALISASI PEMILU 2009

Apa Urgensinya Golput (Golongan Putih) ?

Awal Halal bi Halal

Mengenali Tuntutan Pekerjaan untuk Kesejahteraan

Program SMP Terbuka Berbasis TIK

MENGENANG KH ABDURRAHMAN WAHID

CINTA MANUSIA KEPADA TUHAN (bagian 1)

CINTA MANUSIA KEPADA TUHAN (bagian 2)

Pertarungan Tiada Akhir (Bagian Pertama)

Pertarungan Tiada Akhir (Bagian Kedua)

Semacam Samsat : Saran untuk Pelayanan Umum

Melalui Tangan, bukan Hati atau Pikiran

Selamat Idul Fitri 1429

DOA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN KE-65 TA

Sekali, maka Selamanya …

Tragedi Wafatnya Ketua DPRD SUMUT

Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1430 H

Wahai Maha Penyayang : Doa Ramadlan 1430

Haruskah………….. semakin banyak?

Sepuluh November : Sebuah Kenangan

PERAYAAN 10 MUHARRAM

Bagaimana kalau … asal ?

Pemilu : Pilih Siapa ? Apa Kriterianya?

MENTALITAS KERJA RAYAP

Ramadlan dan Persatuan

SAFARI RAMADLAN, TAKBIR DAN RALLY LIAR

صوت الأعزب العجوز

جدة رنين

(العربية و الإندونيسية لكم : المفردات –

(العربية و الإندونيسية لكم : المفردات –

العربية و الإندونيسية لكم : الرقم ۱ - •

العربية و الإندونيسية لكم : المفردات -٢

(العربية و الإندونيسية لكم : المفردات –۱

(۱)العربية و الإندونيسية لكم : المفردات

(العربية و الإندونيسية لكم : المفردات –۱

العربية و الإندونيسية لكم : المفردات - ٣

العربية والإندونيسية لكم : النحو-١

العربية و الإندونيسية لكم : النحو - ٢

Kekuatan


Site Web Strength is 3.4/ 10
What is yours
Web Strength?

Pembaca mencapai

  • 372.133 orang